Lama juga saya tidak nulis di blog ini, dan perjalanan ini sebenarnya sudah lama terjadi, yaitu sekitar Januari tahun lalu (2011). Namun, karena berbagai kesibukan, saya baru bisa menulisnya sekarang, hehe. Tapi tak masalah, bagi saya menceritakan sejarah itu tidak pandang waktu,
Perjalanan ini sudah cukup lama direncanakan, yaitu sekitar liburan pekan sunyi Desember 2010, ketika itu saya, bersama teman-teman WARIOR yang terdiri dari Oyak, Uki, dan Rio lagi makan bareng di Saboten, semacam Hoka-hoka bento, di Malang. Di tengah-tengah menyantap sushi, tiba-tiba Uki ditelepon ibunya yang lagi kerja di Kuala Lumpur. Cukup lama hingga akhirnya pada suatu kesimpulan, orang tuanya ingin pada liburan semester ganjil Januari 2011 Uki main ke Kuala Lumpur, mengunjungi orang tuanya. Yang tak disangka adalah Uki mengajak kami semua yang hadir di situ untuk menemaninya ke Kuala Lumpur dan orang tuanya pun menyetujui, dengan catatan kita harus pakai biaya sendiri, hehe. Akhirnya, setelah sepakat, Uki pun tidak sendirian, karena saya dan Rio bisa ikut menemaninya ke Kuala Lumpur, sedangkan Oyak tidakbisa ikut karena ada keperluan keluarga. Well, perjuangan mencapai mimpi ke luar negeri untuk yang pertama kalinya pun mulai terangkai...
Masih ada waktu sekitar satu bulan sebelum berangkat, maka yang pertama kali harus saya persiapkan adalah PASPOR! Karena pada waktu itu saya masih sangat gaptek tentang luar negeri-luar negerian, saya musti rajin-rajin browsing di internet, mulai dari cara dan langkah-langkah mengurus paspor di imigrasi, searching tiket pesawat murah ke Kuala Lumpur, bagaimana prosesnya, apa yang harus dan tidak boleh dibawa, dan sebagainya yang ada kaitannya dengan luar negeri, khususnya di Kuala Lumpur, Malaysia. Saya dan Uki pun sepakat untuk bikin paspor bareng di kantor Imigrasi Waru, Sidoarjo.
Dengan mengorbankan satu mata kuliah di pagi dan siang hari, saya dan Uki segera pergi ke Imigrasi Waru untuk mencari informasi tentang persyaratan pengurusan paspor. Dan..... sampai di sana ternyata loket untuk pendaftaran sudah tutup, akhirnya kami pun hanya mampu membawa pulang informasi tentang syarat-syarat pengurusan paspor dari petugas imigrasi di sana. Karena kami masih mahasiswa alias pelajar, syaratnya pun tidak terlalu rumit, antara lain hanya cukup membawa KTP asli + fotocopy, KK asli + fotocopy, dan Akte Kelahiran asli + fotocopy, paket formulir yang sudah dibeli dan materai. Selengkapnya mengenai perjuangan kami mengurus paspor di Imigrasi Waru akan diceritakan terpisah
Paspor kami pun selesai pada tanggal 30 Desember 2010, sekitar 2 mingguan sebelum tanggal berangkat yang kami rencanakan, yaitu sekitar tanggal 19 Januari 2011. Selanjutnya adalah meminta restu dan surat izin dari orang tua hehe. Dengan beribu alasan pasti, akhirnya lampu hijau pun didapat dari mereka berdua plus memohon uang saku 3 juta saja, dengan rincian 1 juta adalah uang saya sendiri dan 2 juta sisanya adalah sponsor dari mereka berdua, terima kasih bapak ibuku
Langkah selanjutnya adalah mencari tiket di sebuah agen travel langganan tetangga saya di dekat terminal Bungurasih. Akhirnya dapatlah 3 buah tiket untuk kita bertiga (Rio nitip ke saya), tiket AirAsia jurusan Surabaya-Kuala Lumpur PP dengan harga promo 1,1 juta per orang. Dengan tiket di tangan, berarti satu langkah kaki sudah "menginjak" Kuala Lumpur. Tinggal bagaimana kita mempersiapkan secara matang. Sumpah, sebenarnya cukup deg-degan juga ke luar negeri pertama kali, sendirian pula. Tapi nyantai saja lah, calon backpacker
H-1, Uki dan Rio datang dan menginap semalam di rumah, karena rumah saya memang hanya 20 menit dari Bandara Juanda. Kami pun berusaha untuk tidur lebih awal, tapi karena mungkin saking semangatnya mau ke luar negeri at first time, kita akhirnya malah gag bisa tidur hingga akhirnya ketiduran. Padahal flight besok pagi adalah jam 8.40, kami paling tidak musti cabut dari rumah jam 7.30-an.
Setelah sarapan, kami pun berangkat dari rumah naik taksi ke Juanda jam 7.30 dan sampai di bandara sekitar pukul 8.00, lumayan macet di jalan raya. Setelah check in di counter AirAsia, kami naik ke lantai 2 terminal untuk proses pemeriksaan imigrasi. kami pun mengisi formulir khusus untuk diserahkan sebagian ke pihak imigrasi dan sebagian untuk kami. Ini gambarnya...
Mengisi formulir di loket imigrasi sebelum masuk ruang tunggu
Dan, setelah imigrasi dan pemeriksaan security beres, kami pun masuk ke ruang tunggu. Ternyata pesawatnya belum datang, tapi tak masalah. Akhirnya pesawat yang akan kita tumpangi pun tiba, AirAsia jurusan Kuala Lumpur. Hmm, ternyata pesawatnya Airbus A320-200, I love Airbus . Tak lama kemudian udah ada panggilan boarding, kita pun masuk. Kalau tak salah, kami bertiga duduk di deret 6, seat 6A, 6B, dan 6C. Saya di tengah, Uki dekat jendela, Rio pinggir sendiri. Pesawat take off lumayan on time, hanya 10 menit telat dari jadwal 8.40. Akhirnya kami meninggalkan Juanda dan diperkirakan penerbangan memakan waktu kurang lebih 2,5 jam untuk sampai di Kuala Lumpur. Karena ini adalah maskapai low cost carrier, maka harap maklum kalau penumpang tidak diberi jatah snack, hehe. kami pun hanya membunuh waktu dengan membaca inflight magazine, foto-foto dan tidur, hingga beberapa menit kemudian kami akan mendarat di LCCT Sepang, Kuala Lumpur, bandara khusus untukpenerbangan murah seperti AirAsia.
Pesawat AirAsia A320-200 yang kami tumpangi
Kami sempat tertahan di counter imigrasi selama hampir satu setengah jam, gara-garanya kami tidak bisa memberikan alamat jelas di mana kita akan tinggal, karena sebelumnya memang tidak diberitahu orang tua Uki akan tinggal di mana. Saya malah sempat berpikir, apa wajah kami bertiga mirip TKI yah...??? . Tapi, setelah kami mampu menunjukkan jumlah finansial kami dan tiket PP kami, mereka pun akhirnya bersedia "melepaskan" kami, fiuuhhh, lega rasanya. Sempat terbayang juga bakal kapok ke Malaysia lagi, hehe. Lalu kami pun keluar bandara dan di luar sudah menunggu si Ibunya Uki dan cipika-cipikilah mereka, hehe. Kami pun sempat berfoto di depan terminal keberangkatan yang ada hiasan oriental (mau masuk Imlek), Welcome to Kuala Lumpur, Malaysia...
Foto sejenak
LCCT tampak luar
Setelah puas berofoto sebentar, akhirnya kami berempat cabut dari bandara naik bus, menuju kota Kuala Lumpur. Dalam perjalanan kami lebih banyak istirahat, namun kami sempatmelihat di sisi jalan ada sirkuit F1 Sepang. Rencana Ibunya Uki, kami akan mampir dulu ke Mall Valley untuk bertemu dengan Bapaknya Uki sekaligus makan siang di KFC (jauh-jauh ke Kuala Lumpur makannya KFC, wkwkwk). Akhirnya kami makan juga setelah kelaparan di pesawat, hehe. Demi menjaga privasi, saya tidak akan upload foto-foto orang tua Uki, untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan pihak yang tidak bertanggung jawab.
Setelah makan, kita segera meluncur ke tempat tinggal orang tua Uki selama di Kuala Lumpur, yang ternyata merupakan sebuah los kontrakan beratap seng, di dalamnya ada beberapa teman-teman seperjuangan orang tua Uki yang juga mencari nafkah di Malaysia. Sungguh, mereka adalah pejuang devisa yang tangguh, apalagi setelah melihat kondisi di sana. Kami pun istirahat sejenak, karena malamnya kami akan diajak mengunjungi ikon terkenal Malaysia, apalagi kalau bukan si Twin tower, menara Petronas di Kuala Lumpur. Dan bisa ditebak, kami segera bernarsis ria ....
Sempet-sempetnya foto di dalam monorail
Saya di depan Suria KLCC, Petronas
Saya (kanan), Uki (tengah), dan Rio (kiri)
Setelah puas berfoto-foto, kami langsung kembali ke rumah kontrakan untuk beristirahat. Besoknya, kami mau diajak main ke tempat kerja Bapaknya Uki, yaitu di Kajang, Selangor. Di Kajang kami bertemu dengan rekan kerja Bapaknya Uki, juga tetangga Uki di kampung yang ikut bekerja bersama Bapaknya. Di sana kami diajak putar-putar ke Mall Kajang dan makan soto di rumah makan miliknya orang Lamongan. Sorenya, kami kembali pulang diantar oleh sahabatnya Bapaknya Uki orang Malaysia naik mobil, namun mampir dulu di kawasan Putrajaya. Seperti biasa, foto-foto lagi
Kawasan Putrajaya
Kami di Masjid Putrajaya
Kawasan Petaling Street, pusat belanja murah di Kuala Lumpur
Bersama Jimmy, salah satu penjual di Petaling Street. Nah yang duduk itu Bapaknya Uki :)
Di Mall Pavilion, nah yang pernik-pernik di belakang kami itu buatannya Bapaknya Uki dan kawan-kawan
Puas mampir di Putrajaya, kami melanjutkan perjalanan kembai ke Kuala Lumpur, tapi kami berencana mampir ke beberapa tempat, yaitu di Petaling Street untuk shopping-shopping, singgah di Mall Pavillion di mana ada satu ornamen unikmenyambut imlek di dalam mal yang merupakan proyek dari Bapaknya Uki dan kawan-kawan, dan terakhir ke KL Tower. Sayang, ketika kami singgah di KL tower, sudah tutup. Kami pun hanya bisa foto-foto di luarnya saja.
Sampai di rumah malam-malam, kami merencanakan untuk menyeberang ke Singapore jalur darat. Setelah mendapat restu dari orang tua Uki, kami pun mempersiapkan diri untuk berangkat besoknya entah jam berapa, yang jelas kami pergi ke KL sentral terlebih dahulu untuk melihat jadwal kereta ke Singapore sekaligus beli tiket saat itu juga. Esok siangnya, kami meluncur ke KL Sentral, ditemani oleh Ibunya Uki, dan kami beruntung masih dapat tiket kereta api ekonomi AC ke Singapore, berangkat jam 22.30 malam harinya. Kami memutuskan kembali dulu ke kontrakan untuk packing dan persiapan bekal. Malam jam 21.30 waktu Malaysia, kami berangkat lagi menuju KL Sentral diantar oleh Bapak dan Pamannya Uki naik bus. Hingga kami pun tiba di KL Sentral tepat waktu. Setelah ada pengumuman kereta telah siap, kami segera berpamitan dengan Bapak dan Pamannya Uki. Kami pun segera menuju kereta yang akan membawa kami ke Singapore selama 8 jam, diperkirakan sampai di Singapore jam 06.30 waktu Singapore. Kami pun berangkat, kereta meluncur dan tidur sepanjang perjalanan. Kami hanya berhenti di Johor Baharu untukpemeriksaan imigrasi sebelum meninggalkan Malaysia dan di Singapore. Bedanya di Johor Baharu, kami hanya diperiksa di atas kereta, sedangkan ketika sampai di Singapore kami harus turun dari kereta dan menuju counter imigrasi yang telah disediakan. Dan ketika kereta benar-benar berhenti di Stasiun Tanjung Pagar, sampailah kami di Singapore!
Ketika di Singapore, kami sangat kagum dengan berbagai fasilitas yang ada dan tata kota yang rapi, sungainya bersih, dan masyarakatnya disipliun. Well, speechless-lah lihat Singapore dengan mata sendiri. Kami tentu wajib mampir di patung asli Merlion di kawasan Fullerton park, Marina Bay, terus belanja kaos dan souvenir murah di dekat mall Pavillion, makan di taman dekat Marina Bay, foto-foto di gedung teater Esplanades. Ini dia fotto-foto saya dan teman-teman sewaktu di Singapore:
Di dalam kereta saat masuk wilayah Johor Baharu
Sampai di Stasiun Tanjung Pagar, Singapore
Menunggu taksi lewat (Hari minggu di Singapore sepi sekali)
Berpose di Patung Merlion
Pose dengan latar belakang Esplanades
Kawasan Marina Bay yang bersih
Foto di monumen perjuangan
Lalu lintas yang tertata dan pengendara yang disiplin di Singapore
Makan dulu
Pintu masukEsplanades lewat bawah tanah
Di dalam Esplanades
Bus TransNasional yang kami tumpangi ke Kuala Lumpur
Makan nasi lemak dan susu milo hangat
Untuk kembali pulang ke Kuala Lumpur, kali ini kami memilih naik bus TransNasional karena ingin lebih murah dan selain itu juga jadwalnya pas, yaitu berangkat sore hari jam 4, dengan perkiraan perjalanan 6 jam, sampai di Terminal Stadion Bukit Jalil jam 10an malam. Busnya lumayan enak dengan kursi 1-2, buatan Scania. Namun yang sedikit repot adalah ketika hanya disediakan waktu oleh sopir selama 5 menit untuk pemeriksaan imigrasi ketika keluar Singapore, dengan berlari-lari membawa barang bawaan. Karena kalau kami terlalu lama di imigrasi, kami akan ditinggal tanpa ampun oleh bus yang kami tumpangi. Syukurlah, lancar-lancar saja. Kami sempat mampir di rumah makan untuk istirahat ketika sampai di Johor Baharu, makan hidangan khas Malaysia, nasi lemak alias nasi uduk. Hanya 30 menit istirahat, kami harus melanjutkan perjalanan lagi dan sampailah kami di terminal di kawasan Stadion Bukit Jalil jam 10an malam. Kami sudah dijemput oleh Bapaknya Uki dan kembali ke kontrakan naik taksi. Puas rasanya bisa menjelajah Singapore bersama teman-teman
Hari besoknya adalah hari terakhir kami di Kuala Lumpur, karena kami harus kembali ke Surabaya, Indonesia besoknya lagi. Hari terakhir ini kami manfaatkan untuk berbelanja tas, pakaian murah dan coklat di Toko Grosir My Dinh, kawasan Petaling Street. Kami bertiga memborong barang-barang murah alias shopaholic, hehe.
Hari esoknya lagi, kami menuju LCCT Airport Sepang, untuk pulang ke Surabaya. Karena pesawat kami jadwalnya pagi, kami harus berangkat dari kontrakan habis subuh, karena dari kontrakan jauh sekali, 1 jam perjalanan. Dan, kami harus berpisah di bandara bersama orang tuanya Uki, berterima kasih sekali atas akomodasinya dan segala bantuannya selama kami berlibur di Malaysia.
Akhirnya, sekitar pukul 11, kami mendarat di Bandara Juanda, Surabaya. Saya pulang ke rumah di Waru, Rio pulang ke kampung halaman di Kediri, dan Uki naik travel pulang ke Gresik. Sampai jumpa lagi kawan, dan untuk Uki, special thanks to you have invited us to spend our holiday in Kuala Lumpur and met with your kindly parents
Untuk pembaca, sampai jumpa lagi di artikel berikutnya....
0 comments:
Post a Comment
Silakan beri komentar Anda. No Spam, No Sex, No SARA.